BROTHERHOOD FOR INDONESIAN CULTURE

BROTHERHOOD FOR INDONESIAN CULTURE

Bikers Brotherhood 1% diawali oleh munculnya sosok Lucky Hendrawan atau lebih dikenal dengan panggilan Kang Uci dengan sebutan El Presidente, lalu muncul tokoh selanjutntya sebagai pimpinan organisasi seperti Alm. Yusup Papeuh Sugandi, Alm. Tegep Oktaviansyah, H. Oetomo Wawul Hermawan, Budi Dalton Setiawan dan saat ini El Presidente Bikers Brotherhood 1% Peggy Diar yang mernegang tampuk pimpinan sejak tahun 2016. Para El Presidente Bikers Brotherhood 1% MC dari masa ke masa memberikan sesuatu yang khas di era kepemimpinannya, salah satunya apa yang telah dilakukan oleh El Presidente Budi Dalton di era tahun 2008-2016 dengan membentuk sebuah wadah program kerja Bikers Brotherhood 1 % sesuai dengan tujuan organisasi yaitu Bakti Untuk Negeri.

Kehidupan manusia tidak terlepas dari kebudayaan. Semua manusia yang hidup di dunia dengan segala faktor yang menyertainya merupakan hasil kebudayaan yang mengandung arti bahwa manusia adalah mahluk yang berbudaya.  Pengertian kebudayaan adalah hasil dari pengolahan rasa, karsa dan cipta manusia dalam hidup bermasyarakat. Kebudayaan dapat berwujud bahasa, teknologi, pola pikir, sistem keyakinan, pengetahuan dan pranata sosial serta seni yang dijadikan sebagai pedoman hidup. Sejak dimulainya peradaban manusia di dunia hingga saat ini, kebudayaan tidak pernah lepas menjadi sebuah identitas manusia atau masyarakat. Di setiap jaman, kebudayaan yang berkembang di satu masyarakat, yang melekat dengan kondisi lingkungannya, menjadi sebuah indikator peradaban dan menjadi ciri khas identitas masyarakat tersebut. 

Jika mengacu kepada perkembangan peradaban di negara Indonesia, kebudayaan sudah melekat sebagai identitas bangsa. Bangsa Indonesia sejak ratusan tahun yang lalu sudah mempunyai identitas budaya sebagai masyarakat yang agraris yang mengandalkan hidupnya dari sumber daya alam. Ciri identitas ini akan berbeda dengan ciri masyarakat  dibelahan dunia yang lain dengan kondisi lingkungan yang berbeda. Leluhur bangsa sudah dikenal sebagai pelaku kebudayaan yang sangat tinggi peradabannya, hal ini dilihat dari produk-produk budaya yang dihasilkan. Dalam kehidupan bermasyarakat, leluhur bangsa tidak pernah mengenal konflik sosial seperti yang banyak ditemukan di era modern seperti sekarang ini. Konflik sosial yang dimaksud adalah seperti perbedaaan keyakinan, perbedaaan pandangan politik, perbedaan ras dan konflik-konflik sosial lainnya yang didasari oleh kepentingan-kepentingan tertentu yang seolah-olah sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Kondisi ideal hidup bermasyarakat tanpa konflik sosial atau civil society seperti yang pernah dilakukan oleh para leluhur bangsa tentu didasari oleh berbagai faktor diantaranya faktor nilai religi, pranata sosial, pola kepemimpinan, sumber daya alam dan nilai budaya yang berdampak pada terbentuknya mental manusia yang sadar sebagai mahluk sosial. Untuk itu, pengetahuan akan kebudayaan menjadi sangat penting agar dipahami  oleh semua orang, yang pada akhirnya dengan memahami kebudayaan, kita bisa menelaah pola-pola budaya di setiap jaman sehingga kita bisa menciptakan kembali pola budaya seperti cara para leluhur bangsa dahulu agar bisa digunakan di masa sekarang. 

Fenomena yang terjadi saat ini di negara kita, konflik sosial terjadi di depan mata, perbedaan pandangan politik, perbedaan ras, perbedaan keyakinan dan konflik sosial lainnya seolah menjadi hal biasa, padahal jika dibiarkan tidak tertutup kemungkinan akan menjadi bom waktu yang akan meledak menimbulkan konflik fisik dimana pada akhirnya negara akan runtuh oleh perang saudara. Hal ini bisa terjadi di negara kita karena disebabkan oleh nilai-nilai budaya bangsa kita sudah diabaikan dan terkikis oleh pengaruh budaya dari luar melalui penyebaran agama dan budaya populis dengan dalih modernisme, sementara negara tidak hadir secara maksimal dalam hal penyelamatan nilai-nilai budaya yang jelas-jelas berada diambang kepunahan. 

Solusi untuk menghindari kehancuran negara dari ledakan bom kehancuran budaya bangsa adalah dengan menggali kembali nilai-nilai ajaran leluhur bangsa yang pada masanya pernah mengalami era masyarakat yang damai sejahtera dengan ciri peradaban yang sangat tinggi.  Namun tidak mudah untuk bisa menempatkan kembali nilai-nilai budaya bangsa sebagai pedoman hidup mengingat derasnya pengaruh dari luar, apalagi strategi massif yang digunakan oleh bangsa lain untuk mengkerdilkan budaya leluhur bangsa adalah dengan menghilangkan nilai-nilai budaya serta menghancurkan artefak di wilayah kebudayaan

Saat ini, peran pemerintah dalam pembangunan kebudayaan sudah dilaksanakan, salah satunya adalah dengan menetapkan peninggalan-peninggalan budaya leluhur bangsa sebagai cagar budaya. Namun demikian karena keterbatasan kemampuan pemerintah, ada beberapa peninggalan-peninggalan leluhur bangsa yang sampai saat ini belum terpelihara dan diasumsikan lambat laun akan punah. Untuk itu, Komunitas Bikers Brotherhood MC 1% Indonesia melalui Program Brotherhood For Indonesian Culture (BFIC) akan bergerak langsung dalam hal pelestarian nilai budaya dalam bentuk Kegiatan Pengawasan Wilayah Kebudayaan yang tersebar di seluruh nusantara.